Mimpi
yang Aneh
Malam itu aku sulit sekali untuk tidur, ntah
mengapa sulit sekali untuk memejamkan mata, akhirnya kuputuskan untuk
mendengarkan musik di laptopku. Mungkin karena terbawa suasana musik, akupun
tertidur pulas.
Awalnya sih tidurku baik-baik saja, tidak ada gangguan dari siapapun, tetapi aku merasa berada di suatu tempat yang mana ada keramaian remaja, dan ternyata aku ada di dalam keramaian itu. Yang mana aku sedang mengantri di sebuah barisan. Aku melihat barisanku, dan aku mengenali seseorang disana, kemudian ku panggil “Farido!” dan dia pun menoleh, “Eh Nay, ngapain kamu disini” ucapnya. Aku pun menggeleng karena tidak paham dengan situasi yang kurasakan. Tiba-tiba terdengar suara lonceng yang amat keras disertai dengan suatu suara “Persiapkan diri kalian sekarang!, sehingga kalian bisa melewati seluruh rintangan yang telah kami berikan, dalam hitungan ke 3, kalian harus berada di sebuah barisan yang rapi, 1,.
Awalnya sih tidurku baik-baik saja, tidak ada gangguan dari siapapun, tetapi aku merasa berada di suatu tempat yang mana ada keramaian remaja, dan ternyata aku ada di dalam keramaian itu. Yang mana aku sedang mengantri di sebuah barisan. Aku melihat barisanku, dan aku mengenali seseorang disana, kemudian ku panggil “Farido!” dan dia pun menoleh, “Eh Nay, ngapain kamu disini” ucapnya. Aku pun menggeleng karena tidak paham dengan situasi yang kurasakan. Tiba-tiba terdengar suara lonceng yang amat keras disertai dengan suatu suara “Persiapkan diri kalian sekarang!, sehingga kalian bisa melewati seluruh rintangan yang telah kami berikan, dalam hitungan ke 3, kalian harus berada di sebuah barisan yang rapi, 1,.
Aku bingung mau kemana, aku pun berlari ke
arah depan barisan, dan bertemu dengan Farido yang menempati barisan pertama.
“2,3” suara itu pun berhenti. Aku sama sekali tidak tahu dengan situasi dan
keadaan yang sangat aneh ini. Aku melihat ke belakang barisanku, wajah
orang-orang terlihat amat pucat dan nampak gelisah, aku bertanya “ada apa
kalian?” dia pun menunjuk ke arah depan. Saat ku lihat ternyata ada sebuah Tali
Tambang yang mengarah ke atas dan di atas sana terdapat sebuah bendera yang
harus kami gapai. Namun, di bawah tali tambang yang harus kami lalui itu
terdapat suatu laut yang sangat luas yang mana laut itu penuh dengan gelombang
yang amat besar hempasannya. Aku merasa takut dan tidak percaya dengan situasi
saat ini. “Nay,jangan takut kita harus dapati bendera itu oke” ucap Farido. Aku
pun hanya mengangguk-ngangguk bingung.
Dalam situasi yang menegangkan itu, terdengar
suara bel yang menandakan mulainya memanjat tali tambang. Aku bergegas memanjat
tali tambang itu dengan hati-hati. “Ini sama sekali tidak masuk akal” ucapku
dalam hati. Aku melihat kea rah bawah dan ombak yang ganas itu makin bergairah
seperti ingin memakan mangsa yang sudah terdeteksi. Aku memejamkan mata sejenak
karena merasa takut, namun aku harus tetap maju dan menyelesaikan rintangan
yang amat mematikan ini. Seketika itu, aku melihat seorang wanita yang jatuh ke
laut, dan ombak pun langsung memakannya. Akhirnya dia menghilang dengan begitu
cepat. Mayatnya pun tak ngambang di permukaaan. Semua orang histeris dan makin
membuat situasi menegangkan.
Aku pun menarik nafas dalam-dalam dan tetap
memanjat tali tambang itu, “Inayah, kamu bisa, ayo cepat!!” ucapku dalam hati.
Bendera pun semakin mendekat, dan akhirnya aku sampai di atas sana dengan
bantuan tangan Farido yang langsung menarikku ke atas. “Alhamdulillah”
ucapku. Aku pun langsung berlari
menjauhi tali tambang itu, kami pun mendekati sebuah lapangan rumput yang disana
ada sebuah pos, dan kata Farido, kami harus menempati pos itu. Aku pun hanya
mengikuti instruksi dari farido dan melaksanakan tugas yang diberikan dari pos
itu. Yaitu kami harus berlari melewati kuburan yang mayatnya telah diangkat
kembali dari dalam kuburan itu.
Aku sempat tidak percaya dengan tugas ini,
“bagaimana bisa kami berlari ketika melihat suatu mayat busuk di depan kami?”
ucapku dalam hati. Farido pun melihatku dan berkata “Nay, jangan kau lihat
mayat itu, kita harus tetap maju ke depan”. Aku hanya mengangguk. Rasa deg-deg
an semakin kuat, aku hampir tak bernafas. Namun farido memberikanku sebuah
minuman, aku tak tau itu minuman apa, setelah ku minum, aku seperti tidak takut
apapun. Farido menarik tanganku dan kami pun berlari di kerumunan mayat yang
barusan di angkat dari kuburan, bau yang menyengat masuk kedalam hidungku,
bagaikan orang yang memencet hidung yang ada jerawat batu yang sangat besar.
Tentu rasanya sakit sekali, sama seperti bau itu, rasanya sakit menusuk ke
dalam hidung.
Akhirnya kami selesai dengan tugas itu, dan tiba-tiba kami berada di sebuah dermaga yang hanya ada satu perahu kecil, “hanya satu orang yang mampu menaiki perahu itu karena sangking kecilnya. Jika perahu itu tenggelam, maka buaya yang ada di laut itu akan memakan apapun yang terjatuh ke laut, termasuk manusia”. Ucap Farido. Aku merasa tidak percaya lagi dengan situasi ini dan aku pun terduduk. “Gimana kalau aku jatuh ke laut?aku akan mati di makan buaya ganas itu!” ucapku sambil menangis. “Tidak, aku akan menjagamu sebagai ketua di tim ini, kamu harus maju, jangan takut Nay, cobalah!” jawab Farido sambil menenangkanku. Aku pun berdiri dan meneguk ludah, karena melihat rintangan yang amat mematikan ini.
Akhirnya kami selesai dengan tugas itu, dan tiba-tiba kami berada di sebuah dermaga yang hanya ada satu perahu kecil, “hanya satu orang yang mampu menaiki perahu itu karena sangking kecilnya. Jika perahu itu tenggelam, maka buaya yang ada di laut itu akan memakan apapun yang terjatuh ke laut, termasuk manusia”. Ucap Farido. Aku merasa tidak percaya lagi dengan situasi ini dan aku pun terduduk. “Gimana kalau aku jatuh ke laut?aku akan mati di makan buaya ganas itu!” ucapku sambil menangis. “Tidak, aku akan menjagamu sebagai ketua di tim ini, kamu harus maju, jangan takut Nay, cobalah!” jawab Farido sambil menenangkanku. Aku pun berdiri dan meneguk ludah, karena melihat rintangan yang amat mematikan ini.
“Ayo Nay, kamu bisaa!” teriak dari seseorang
di barisanku. Akhirnya aku menaiki perahu kecil itu dengan hati-hati. Aku
menggayuh perahu itu, namun buaya lewat di depan perahuku, lantas aku terkejut
aku pun kehilangan penggayuh perahuku dan ternyata aku berada di tengah-tengah
lautan yang penuh buaya. Aku menelan ludah, dan sempat tidak berfikir. Aku
hanya terduduk diam, dan menunggu keajaiban datang. Namun keajaiban itu tak
kunjung datang. Aku putuskan untuk menggayuh dengan menggunakan kedua tanganku.
Aku menggayuh dengan cepat dan cepat hingga akhirnya aku sampai di daratan. Aku
berjalan melihat sekitar, daratan itu berwarna putih mengkilau, aku
mendekatinya dan akhirnya aku tertarik ke dalam putih itu. Aku membuka mataku,
dan ternyata.. aku masih berada di atas kasur tidurku yang menemani malamku
dengan mimpi anehku…
No comments: